20 Hal yang TIDAK BOLEH Dilakukan Saat Bencana di Jepang

Apakah Anda tahu apa yang tidak boleh dilakukan saat terjadi bencana di Jepang? Artikel ini membahas 20 hal yang “sama sekali tidak boleh” dilakukan saat keadaan darurat seperti gempa bumi, tsunami, dan topan. Berdasarkan informasi terbaru dari badan pencegahan bencana Jepang (2024-2025), kami akan menjelaskan mengapa setiap tindakan berbahaya dengan cara yang mudah dipahami.

Di Jepang yang rawan bencana, Anda tidak pernah tahu kapan sesuatu bisa terjadi. Tetapi dengan pengetahuan yang tepat, Anda dapat melindungi hidup Anda. Daripada hanya mengetahui “apa yang harus dilakukan,” memahami “apa yang TIDAK boleh dilakukan” membantu Anda membuat keputusan yang tepat bahkan dalam situasi panik. Tolong baca sampai akhir dan bagikan ini dengan orang-orang terkasih!

20 Hal yang TIDAK BOLEH Dilakukan Saat Bencana di Jepang

Penting: Artikel ini dibuat berdasarkan pedoman terbaru (2024-2025) dari badan pencegahan bencana Jepang untuk menjaga keamanan penduduk asing. Mari kita pahami mengapa setiap tindakan berbahaya dan bersiap untuk keadaan darurat!

1. Berlari keluar saat gempa bumi

Mengapa berbahaya: Sebagian besar cedera terjadi akibat benda jatuh. Bangunan Jepang memiliki standar tahan gempa yang ketat, membuat di dalam lebih aman daripada di luar.

2. Menggunakan lift saat bencana

Mengapa berbahaya: Risiko tinggi terjebak karena mati listrik atau kerusakan mekanis. Saat kebakaran, lift bisa dipenuhi asap.

3. Pergi ke pantai untuk melihat tsunami

Mengapa berbahaya: Tsunami bergerak dengan kecepatan 700km/jam (air dalam) hingga 35km/jam (air dangkal), membuat mustahil untuk melarikan diri.

4. Menunggu peringatan tsunami sebelum mengungsi

Mengapa berbahaya: Peringatan mungkin terlambat. Aturannya adalah segera mengungsi setelah merasakan guncangan kuat di dekat pantai.

5. Mengemudi melalui jalan yang banjir

Mengapa berbahaya: Bahkan air sedalam 30cm dapat menyeret mobil kecil, dan 45-60cm membahayakan kendaraan besar. Banyak kecelakaan kendaraan terjadi selama banjir Jepang Barat 2018.

6. Mengabaikan perintah evakuasi

Mengapa berbahaya: Level Siaga 4 berarti "semua mengungsi," dan Level 5 membuat evakuasi sulit. Evakuasi dini menyelamatkan nyawa.

7. Keluar rumah saat topan

Mengapa berbahaya: Angin dapat melebihi 200km/jam, mengubah puing menjadi proyektil mematikan. Pada 50km/jam, sulit untuk berdiri tegak.

8. Tidak memadamkan api saat gempa

Mengapa berbahaya: Kebakaran pasca-gempa adalah bencana sekunder paling berbahaya. Sebagian besar kematian dalam Gempa Besar Kanto 1923 disebabkan oleh kebakaran.

9. Menggunakan listrik tanpa memeriksa kebocoran gas

Mengapa berbahaya: Risiko ledakan dari kebocoran gas dan percikan listrik. Periksa kebocoran gas dan tutup katup gas utama sebelum menggunakan listrik.

10. Kembali ke area berbahaya terlalu cepat

Mengapa berbahaya: Risiko berkelanjutan dari gempa susulan, gelombang tsunami sekunder, dan runtuhnya bangunan. Tunggu konfirmasi keamanan resmi.

11. Menyebarkan informasi yang belum diverifikasi di media sosial

Mengapa berbahaya: 250.000 postingan palsu tersebar selama gempa Semenanjung Noto 2024, menghambat operasi penyelamatan dan menyebabkan kebingungan yang tidak perlu.

12. Hanya mengandalkan sumber informasi non-resmi

Mengapa berbahaya: Risiko keputusan berbahaya berdasarkan informasi salah atau usang. Periksa sumber resmi seperti JMA dan Kantor Kabinet Pencegahan Bencana.

13. Tidak berpartisipasi dalam latihan bencana komunitas

Mengapa berbahaya: Tanpa mengetahui rute evakuasi dan prosedur, Anda tidak dapat mengambil tindakan yang tepat selama bencana sebenarnya. Kerjasama komunitas sangat penting.

14. Tidak mengamankan objek luar ruangan sebelum topan

Mengapa berbahaya: Pot bunga, papan tanda, sepeda, dan objek lain menjadi proyektil mematikan yang dapat melukai orang lain.

15. Mendekati sungai dan saluran air saat hujan deras

Mengapa berbahaya: Risiko tersapu banjir mendadak. Bahkan aliran yang biasanya kecil bisa menjadi arus deras.

16. Pergi ke bawah tanah saat hujan deras

Mengapa berbahaya: Ruang bawah tanah dan pintu masuk subway dapat banjir dengan cepat. Sekitar 70% jalur subway Tokyo memiliki risiko banjir.

17. Tidak memiliki perlengkapan darurat yang memadai

Mengapa berbahaya: Anda perlu bertahan hidup mandiri selama 72 jam. Siapkan air, makanan, obat-obatan, baterai, dan radio.

18. Mengabaikan level siaga gunung berapi

Mengapa berbahaya: Level 3 membatasi akses gunung, Level 4-5 memerlukan evakuasi. Letusan Gunung Ontake 2014 menewaskan 63 orang.

19. Keluar rumah saat "mata" topan

Mengapa berbahaya: Mata topan menciptakan ketenangan sementara, tetapi angin yang lebih kuat menyusul. Tetap di dalam sampai topan benar-benar berlalu.

20. Tidak mendaftar dengan benar di pusat evakuasi

Mengapa berbahaya: Menghambat konfirmasi keamanan dan distribusi persediaan. Jika ada hambatan bahasa, cari dukungan multibahasa.

Sumber Daya Darurat

  • Aplikasi Safety Tips: Aplikasi informasi bencana dalam 15 bahasa
  • NHK WORLD-JAPAN: Berita multibahasa dan informasi darurat
  • Papan Pesan Bencana: Konfirmasi keamanan untuk keluarga dan teman
  • Nomor Darurat: Polisi 110, Pemadam Kebakaran/Ambulans 119
  • Helpline Polisi Bahasa Inggris Tokyo: 03-3501-0110 (24 jam)
  • Hotline Turis: 050-3816-2787 (dukungan multibahasa 24 jam)

Ingat: Selama bencana, "lindungi hidup Anda sendiri" adalah prinsip dasar. Persiapan di muka dan pengetahuan yang benar akan melindungi Anda dan orang-orang terkasih.

This site is registered on wpml.org as a development site. Switch to a production site key to remove this banner.